KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Burnout melalui Lensa Psikodinamik sebagai Manifestasi Konflik Intrapsikis

    Burnout melalui Lensa Psikodinamik sebagai Manifestasi Konflik Intrapsikis

    BY 25 Okt 2024 Dilihat: 291 kali
    Burnout melalui Lensa Psikodinamik sebagai Manifestasi Konflik Intrapsikis_alineaku

    Pendahuluan

    Fenomena burnout di kalangan pegawai pemerintah telah menjadi topik yang semakin sering diperbincangkan, terutama di era modern yang ditandai dengan tuntutan kerja tinggi dan tekanan birokrasi yang kompleks. Dalam konteks organisasi pemerintah, burnout tidak hanya berdampak pada individu tetapi juga pada kinerja organisasi secara keseluruhan. Kajian burnout dari perspektif psikodinamik menawarkan pendekatan yang mendalam dengan melihat bagaimana kondisi ini merupakan manifestasi dari konflik intrapsikis yang dialami individu di tempat kerja. Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana konflik batin tersebut muncul dalam diri pegawai pemerintah dan bagaimana hal itu berkontribusi pada terjadinya burnout.

     

    Burnout dan Psikodinamik

    Burnout, menurut Maslach dan Jackson (1981), adalah kondisi kelelahan emosional, depersonalisasi, dan berkurangnya prestasi pribadi yang terjadi sebagai respons terhadap tekanan kerja yang berkepanjangan. Secara umum, burnout dikaitkan dengan tuntutan pekerjaan yang berlebihan, minimnya dukungan sosial, serta ketidakseimbangan antara harapan dan kenyataan dalam pekerjaan. Namun, dari perspektif psikodinamik, burnout tidak sekadar akibat dari tekanan eksternal, melainkan merupakan hasil dari konflik-konflik batin yang mendalam dalam diri individu.

    Pendekatan psikodinamik berfokus pada aspek-aspek tidak sadar yang mempengaruhi perilaku seseorang. Dalam konteks pekerjaan, konflik intrapsikis terjadi ketika ada ketidaksesuaian antara harapan ideal yang dimiliki individu (misalnya, citra diri sebagai pekerja yang produktif dan efisien) dengan realitas lingkungan kerja yang penuh tekanan. Freud (1923) menggambarkan struktur kepribadian manusia melalui tiga komponen : id, ego, dan superego. Ketegangan antara ketiga komponen inilah yang sering kali menjadi akar dari berbagai konflik batin yang tidak disadari dan akhirnya memunculkan burnout.

     

    Manifestasi Konflik Intrapsikis dalam Organisasi Pemerintah

    Organisasi pemerintah memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan organisasi swasta. Proses birokrasi yang kaku, hierarki yang ketat, serta tuntutan pelayanan publik yang tinggi menciptakan lingkungan kerja yang sering kali penuh tekanan dan menimbulkan stress. Dalam perspektif psikodinamik, stress kerja yang berkepanjangan dapat memicu konflik intrapsikis dimana individu merasa terjebak antara tuntutan eksternal dan dorongan internal.

     

    Konflik Antara Id dan Superego

    Dalam lingkungan organisasi pemerintah, sering kali terjadi benturan antara dorongan spontan individu (id) dan tuntutan moral atau etika yang dikendalikan oleh superego. Id, yang beroperasi berdasarkan prinsip kesenangan, mungkin mendorong individu untuk mencari kepuasan pribadi atau pemenuhan emosional di tempat kerja. Namun, superego, yang mewakili norma dan aturan moral yang berlaku dalam organisasi, menuntut ketaatan pada prosedur, aturan, dan ekspektasi yang ketat. Ketegangan ini menciptakan konflik internal di mana individu merasa tertekan karena tidak dapat mengekspresikan kebutuhan pribadinya di tengah tuntutan profesional yang berat.

     

    Ketidakmampuan Ego Mengelola Tuntutan Eksternal

    Ego berperan sebagai mediator antara dorongan-dorongan id dan tuntutan superego. Dalam konteks organisasi pemerintah, ego sering kali harus mengatasi tekanan eksternal yang sangat tinggi. Pegawai pemerintah dituntut untuk bekerja sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh institusi, sementara pada saat yang sama mereka diharapkan memenuhi harapan masyarakat. Ketika ego tidak mampu menemukan keseimbangan antara tuntutan internal dan eksternal, individu akan mengalami frustasi yang dapat berkembang menjadi burnout. Frustasi ini sering kali terwujud dalam bentuk kelelahan emosional dan perasaan tidak berdaya dalam menghadapi pekerjaan yang terus-menerus menumpuk.

     

    Proyeksi dan Mekanisme Pertahanan Diri

    Dalam psikodinamik, salah satu mekanisme pertahanan yang umum adalah proyeksi, di mana individu memproyeksikan konflik batin mereka ke orang lain atau situasi eksternal. Dalam organisasi pemerintah, pegawai yang mengalami ketegangan intrapsikis mungkin merasa bahwa penyebab stress mereka berasal dari faktor eksternal, seperti atasan yang terlalu menuntut, rekan kerja yang tidak kooperatif, atau sistem birokrasi yang tidak efektif. Padahal, sumber utama stress tersebut mungkin berasal dari ketidakmampuan individu dalam mengelola konflik batin antara harapan dan kenyataan kerja.

     

    Dinamika Organisasi Pemerintah dan Faktor-faktor Penyebab Burnout

    Organisasi pemerintah cenderung memiliki dinamika yang berbeda dibandingkan sektor swasta. Proses birokrasi yang sering kali lambat, peraturan yang kaku, serta harapan untuk memberikan pelayanan publik yang optimal dapat menjadi sumber stress yang signifikan. Tekanan politik, kurangnya sumber daya, serta seringnya terjadi perubahan kebijakan juga menambah beban kerja pegawai. Burnout di kalangan pegawai pemerintah sering dipicu oleh perasaan tidak berdaya dan tidak memiliki kontrol terhadap pekerjaan mereka.

    Dalam konteks psikodinamik, organisasi pemerintah juga dapat menjadi “wadah” bagi proyeksi konflik-konflik intrapsikis individu. Pegawai mungkin merasa terjebak dalam peran-peran yang kaku dan merasa bahwa upaya mereka tidak dihargai. Hal ini dapat memperburuk ketegangan internal dan mempercepat proses burnout.

     

    Implikasi bagi Kesehatan Mental dan Solusi

    Burnout yang disebabkan oleh konflik intrapsikis tidak hanya berdampak pada kesehatan mental individu tetapi juga pada produktivitas organisasi. Pegawai yang mengalami burnout cenderung mengalami penurunan motivasi, absensi yang tinggi, serta kinerja yang menurun. Oleh karena itu, penting bagi organisasi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah preventif dalam mengelola kesehatan mental pegawainya.

     

    Intervensi Psikodinamik di Tempat Kerja

    Pendekatan psikodinamik dapat diterapkan dalam intervensi kesehatan mental di lingkungan kerja. Dengan menyediakan program konseling atau terapi psikologis yang berbasis pada eksplorasi konflik batin, pegawai dapat diberikan ruang untuk memahami dan mengatasi ketegangan intrapsikis yang mereka alami. Selain itu, pelatihan mengenai manajemen stress dan pengembangan mekanisme pertahanan diri yang sehat juga dapat membantu pegawai mengelola tekanan kerja.

     

    Membangun Lingkungan Kerja yang Mendukung

    Organisasi pemerintah perlu menciptakan lingkungan kerja yang mendukung keseimbangan antara tuntutan pekerjaan dan kebutuhan pribadi pegawai. Kebijakan yang fleksibel, dukungan dari atasan, serta budaya kerja yang kolaboratif dapat membantu mengurangi tekanan yang dirasakan pegawai. Selain itu, penting untuk mengembangkan sistem umpan balik yang adil dan transparan sehingga pegawai merasa dihargai dan memiliki kontrol atas pekerjaan mereka.

     

    Pendidikan tentang Konflik Intrapsikis

    Pendidikan dan pelatihan mengenai bagaimana konflik intrapsikis dapat mempengaruhi kesehatan mental dan kinerja kerja juga penting untuk diimplementasikan. Pegawai perlu dibekali dengan pengetahuan mengenai dinamika batin mereka sendiri serta bagaimana mengelola stress kerja secara efektif. Dengan demikian, mereka dapat menghindari situasi-situasi yang dapat memicu burnout dan mempertahankan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

     

    Penutup

    Burnout dalam organisasi pemerintah adalah fenomena kompleks yang melibatkan berbagai faktor, termasuk tekanan pekerjaan dan konflik intrapsikis yang mendalam. Melalui lensa psikodinamik, burnout dapat dipahami sebagai manifestasi dari ketegangan antara dorongan-dorongan id, ego, dan superego, serta ketidakmampuan individu dalam mengelola konflik internal tersebut. Untuk mengatasi masalah ini, organisasi pemerintah perlu mengadopsi pendekatan holistik yang tidak hanya berfokus pada aspek eksternal pekerjaan tetapi juga pada kesehatan mental dan dinamika batin pegawai. Intervensi psikologis yang tepat dan lingkungan kerja yang mendukung dapat menjadi langkah awal untuk mengurangi burnout dan meningkatkan kesejahteraan pegawai.

     

    Daftar Pustaka

    • Freud, S. (1923). The Ego and the Id. London: Hogarth Press.
    • Maslach, C., & Jackson, S. E. (1981). The Measurement of Experienced Burnout. Journal of Occupational Behaviour, 2(2), 99-113.
    • Schaufeli, W. B., & Enzmann, D. (1998). The Burnout Companion to Study and Practice: A Critical Analysis. London: Taylor & Francis.
    • Pines, A. M. (2004). Adult Attachment Styles and Burnout: A Psychodynamic Perspective. Journal of Personality, 72(3), 607-629.

    Fuchs, T. (2007). Psychodynamics of Burnout: A Phenomenological Approach. Psychopathology, 40(4), 305-310.

     

     

    Kreator : Hendrawan, S.T., M.M.

    Bagikan ke

    Comment Closed: Burnout melalui Lensa Psikodinamik sebagai Manifestasi Konflik Intrapsikis

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Rumusan dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Soepomo memiliki peran sangat penting dalam pembentukan dasar negara Indonesia. Dalam sidang BPUPKI, Mr. Soepomo menjelaskan gagasan ini dengan jelas, menekankan pentingnya persatuan dan keadilan sosial. Dengan demikian, fokusnya pada teori negara integralistik membantu menyatukan pemerintah dan rakyat dalam satu kesatuan. Lebih lanjut, gagasan ini tidak hanya membentuk […]

      Okt 21, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021